Selasa, 23 September 2014

Cara Menangani Tumpahan Kimia

Penanganan dan Pemusnahan Bahan Kimia Tumpahan
Terdapat beberapa jenis tumpahan bahan kimia sisa yang perlu mendapatkan perlakuan khusus sebelum dibuang keperairan. Bahkan diantaranya perlu dimusnahkan sebelum dibuang. Diantara bahan-bahan kimia tersebut antara lain:
1. Tumpahan Asam-asam Anorganik
Tumpahan asam-asam anorganik seperti HCl, HF, HNO3, H3PO4, H2SO4 haruslah diperlakukan dengan penanganan khusus. Bahan tumpahan tersebut permukaannya ditutup dengan NaHCO3atau campuran NaOH dan Ca(OH)2 dengan perbandingan1:1. Selanjutnya diencerkan dengan air supaya brbentuk bubur dan selanjutnya dibuang ke bak pembuangan air limbah.

2. Basa Akali dan Amonia
Tumpahan basa-basa alkali dan ammonia seperti amonia anhidrat, Ca(OH)2, dan NaOH dapat ditangani dengan mengencerkannya dengan air dan dinetralkan dengan HCl 6 M. Kemudian diserap dengan kain dan dibuang.

3. Bahan-Bahan Kimia Oksidator
Tumpahan bahan-bahan kimia oksidator (padat maupun cair) seperti amonium dikromat, amonium perklorat, asam perklorat, dan sejenisnya dicampur dengan reduktor (seperti garam hypo, bisulfit, ferro sulfat) dan ditambahkan sedikit asam sulfat 3 M. selanjutnya campuran tersebut dinetralkan dan dibuang.

4. Bahan-Bahan Kimia Reduktor
Tumpahan bahan-bahan kimia reduktor ditutup atau dicampurkan dengan NaHCO3 (reaksi selesai) dan dipindahkan ke suatu wadah.. Selanjutnya kedalam campuran tersebut ditambahkan Ca(OCl)2 secara perlahan-lahan dan air (biarkan reaksi selesai). Setelah reaksi selesai cmpuran diencerkan dan dinetralkan sebelum dibuang ke perairan.
Untuk pemusnahan bahan reduktor (seperti Natrium bisulfit, NaNO2, SO, Na2SO2) dapat dipisahkan antara bentuk gas dan padat. Untuk gas (SO2), alirkan kedalam larutan NaOH atau larutan kalsium hipoklorit. Untu k padatan, campurkan dengan NaOH (1:1) dan ditambahkan air hingga terbentuk slurry. Slurry yang terbentuk ditambahkan kalsium hipoklorit dan air dan dibiarkan selama 2 jam. Selanjutnya dinetralkan dan dibuang ke perairan.

5. Sianida dan Nitril
Tumpahan sianida ditangani dengan menyerap tumpahan tersebut dengan kertas/tissu dan diuapkan dalam lemari asam, dibakar, atau dipindahkan kedalam wadah dan dibasakan dengan NaOH dan diaduk hingga terbentuk slurry. Kemudian ditambahkan ferro sulfat berlebih dan dibiarkan lebh kurang 1 jam dan dibuang keperairan.
Pemusnahan sianda dapat dilakukan dengan cara menambahkan kedalamnya larutan asa dan kalsium hipoklorit berlebih dan dibiarkan 24 jam. Selanjutnya dibuang ke perairan.
Untuk tumpahan nitril, ditambahkan NaOH berlebih dan Ca(OCl)2. setelah satu jam dibuang keperairan. Cuci bekas wadah dengan larutan hipoklorit.
Pemusnahan nitril dilakukan dengan menambahkan kadalamnya NaOH dan alkohol. Setelah 1 jam uapkan alkohol dan ditambahkan larutan basa kalsium hipoklorit. Setelah 24 jam dapat dibuang ke perairan.

Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan peralatan pelindung yang digunakan oleh seorang pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi lingkungan. APD dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Personal Protective Equipment (PPE). Dengan melihat kata “personal” pada kata PPE terebut, maka setiap peralatan yang dikenakan harus mampu memperoteksi si pemakainya.

1. Kacamata

Kacamata sudah jelas berfungsi untuk melindungi mata dari berbagai resiko paparan bahan kimia yang dapat menyebabkan kebutaan. Kacamata lab memiliki perbedaan dari kacamata biasa, yaitu untuk resistansi atau ketahanan terhadap goncangan dan bagian pinggir yang lebih tertutup dari kacamata biasa. Karena bahaya bisa masuk lewat pinggir, tidak selalu dari depan. Bahkan ada beberapa kacamata yang terintegrasi dengan perisai muka yang dapat melindungi keseluruhan muda. Karena jika berhubungan dengan bahan kimia berbahaya dengan jumlah banyak , akan sangat mudah untuk terciprat atau terkena partikel partikel yang beterbangan.
Pelindung mata harus dikenakan ketika menggunakan:
  • Benda yang tajam (kaustik), yang bersifat memusnahkan, atau bersifat iritasi
  • Barang pecah belah di ruang hampa atau tekanan yang (ditambah atau dikurangi)
  • Bahan karsinogenik
  • Bahan mudah terbakar
  • Bahan radioaktif
  • Bahan ledak
  • Laser (diperlukan perlindungan lensa khusus) Cahaya UV (diperlukan perlindungan lensa khusus)
  • Biohazards







2. Masker

Masker berfungsi untuk melindungi pernafasan sekaligus bagian percernaan. Karena ada 2 macam bahaya bahan kimia . Ketika terhirup dan tertelan. Resiko yang lebih tinggi untuk terkena ialah terhirup karena kita harus terus bernapas walaupun di tempat yang banyak bahan kimia berbahaya. Oleh karena itu disini kita perlu menggunakan masker. Ada berbagai jenis masker, mulai dari masker kain sederhana hingga masker yang menyatu dengan perisai muka dan kacamata. Tergantung resiko yang dihadapi.


3. Pakaian Pelindung

Jika di dapur menggunakan celemek, Di laboratorium menggunakan jas lab. Jas lab di desain dengan model yang panjang hingga agak sedikit kebawah. Jangan lupa tetap memakai pakaian di dalamnya, karena fungsinya bukan untuk menggantikan pakaian. Namun untuk melapisi pakaian, jika terkena bahan berbahaya. Setidaknya tidak langsung terkena pakaian dan meresap.



4. Sarung Tangan
 Sarung tangan ialah APD yang sangat sering fungsinya secara langsung kita butuhkan. Mengapa demikian? Tangan kita merupakan bagian tubuh yang kita gunakan untuk melakukan pekerjaan di lab. Mengaduk, mengambil, memindahkan, dan lain lain. Bahan berbahaya tidak boleh terkena walau hanya setetes. Misalnya saja asam kuat, jika terkena maka kulit akan melepuh dan terasa panas dan perih. Itulah efek korosif dari asam kuat. Atau untuk mengangkat suatu yang panas juga di gunakan sarung tangan. Sarung tangan juga berbeda beda tergantung dari bahan dan ketebalannyaSarung tangan ialah APD yang sangat sering fungsinya secara langsung kita butuhkan. Mengapa demikian? Tangan kita merupakan bagian tubuh yang kita gunakan untuk melakukan pekerjaan di lab. Mengaduk, mengambil, memindahkan, dan lain lain. Bahan berbahaya tidak boleh terkena walau hanya setetes. Misalnya saja asam kuat, jika terkena maka kulit akan melepuh dan terasa panas dan perih. Itulah efek korosif dari asam kuat. Atau untuk mengangkat suatu yang panas juga di gunakan sarung tangan. Sarung tangan juga berbeda beda tergantung dari bahan dan ketebalannyaSarung tangan ialah APD yang sangat sering fungsinya secara langsung kita butuhkan. Mengapa demikian? Tangan kita merupakan bagian tubuh yang kita gunakan untuk melakukan pekerjaan di lab. Mengaduk, mengambil, memindahkan, dan lain lain. Bahan berbahaya tidak boleh terkena walau hanya setetes. Misalnya saja asam kuat, jika terkena maka kulit akan melepuh dan terasa panas dan perih. Itulah efek korosif dari asam kuat. Atau untuk mengangkat suatu yang panas juga di gunakan sarung tangan. Sarung tangan juga berbeda beda tergantung dari bahan dan ketebalannya .


5. Sepatu 
Proteksi kaki untuk melindungi kaki kemungkinan tumpahan bahan kimia korosif/beracun, sepatu biasa yang tidak licin dan bertumit rendah dapat dipakai. Pemakaian sandal atau sepatu yang terbuka perlu dihindarkan.
a.       Sepatu Latex/Karet
Sepatu ini tahan bahan kimia dan memberikan daya tarik extra pada permukaan licin.
b.      Sepatu Buthyl
Sepatu Buthyl yang melindungi kaki terhadap ketone, aldehyde, alcohol, asam, garam, dan basa. 
c.       Sepatu Vinyl
Tahan terhadap pelarut, asam, basa, garam, air, pelumas dan darah. 
d.      Sepatu Nitrile
Sepatu nitrile tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia.




6. Respirator dengan pemasok udara

Peralatan ini mirip peralatan pernapasan untuk para penyelam, dimana disediakan udara/oksigen untuk pernapasan. Alat pelindung demikian diperlukan untuk bekerja dalam ruang yang mungkin berkadar oksigen rendah seperti ruang tertutup atau ruang terpolusi berat, seperti adanya gas aspiksian (N2 metan CO2) atau aspiksian kimia (NH3, CO, HCN) pada kosentrasi tinggi. Pemasokudara pernapasan berupa udara tekan, dapat dipakai selama 30 menit sampai 1 jam dan udara atau oksigen cair untuk perlindungan antara 1-2 jam.

 

  
7.  PERLINDUNGAN TELINGA
Pelindung Telinga tidak boleh dianggap enteng terutama untuk praktikan yang bekerja di tempat yang berkondisi bising baik itu dari gesekan benda-benda keras ataupun bunyi-bunyi keras dari mesin. 
Alat Pelindung yang digunakan untuk kondisi seperti ini antara lain:
1)    Ear Phone, system kerja alat Earphone ini yaitu meredam suara.
2)    Sumbat Telinga (Ear plugs )
Sumbat telinga yang baik adalah menahan frekuensi Daya atenuasi (daya lindung) : 25-30 dB, sedangkan frekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi) tak terganggu
3)    Tutup Telinga (Ear muff )
Frekuensi 2800–4000 Hz sampai 42 dB (35–45 dB)Untuk frekuensi biasa 25-30 dB.Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga dan sumbat telinga sehingga dapat atenuasi yang lebih tinggi; tapi tak lebih dari 50 dB,karena hantaran suara melalui tulang masih ada.



alat pemadam kebakaran


jenis alat pemadam kebakaran



Bekerja di sebuah laboratorium jelas tak bisa lepas dari kemungkinan kecelakaan kerja atau bahaya yang salah satunya adalah kebakaran. Aspek bahaya ini menjadikan pekerja laboratorium membuat dan menciptakan suatu system keselamatan kerja. Selain itu perlu difahami pula bagaimana proses terjadinya kebakaran, bahan-bahan kimia apa saja yang mudah terbakar serta bagaimana cara penanggulangannya secara benar.
Bahasan ini akan saya uraikan secara lengkap mulai dari definisi api dan kebakaran. Definisi api adalah suatu fenomena yang dapat diamati dengan adanya cahaya dan panas serta adanya proses perubahan zat menjadi zat baru melalui reaksi kimia oksidasi eksotermal. Api terbentuk karena adanya interaksi beberapa unsur/elemen yang pada kesetimbangan tertentu dapat menimbulkan api. Sedangkan kebakaran yaitu peristiwa bencana yang ditimbulkan oleh api, yang tidak dikehendaki oleh manusia dan bisa mengakibatkan kerugian nyawa dan harta.

Segitiga Api
Ditinjau dari jenis api, dapat dikategorikan menjadi jenis api jinak dan liar. Jenis api jinak artinya api yang masih dapat dikuasai oleh manusia, sedang jenis api liar tidak dapat dikuasai. Inilah yang dinamakan kebakaran.
Proses kebakaran atau terjadinya api sebenarnya bisa kita baca dari teori segitiga api yang meliputi elemen bahan, panas dan oksigen. Tanpa salah satu dari ketiga unsur tersebut, api tidak akan muncul. Oksigen sendiri harus membutuhkan diatas 10% kandungan oksigen di udara yang diperlukan untuk memungkinkan terjadinya proses pembakaran.

Sedang mengenai sumber panas bisa bisa muncul dari beberapa sebab antara lain :
  1. Sumber api terbuka yaitu penggunaan api yang langsung dalam beraktifitas seperti : masak, las, dll.
  2. Listrik Dinamis yaitu panas yang berlebihan dari sistem peralatan/rangkaian listrik seperti : setrika, atau karena adanya korsleting.
  3. Listrik Statis yaitu panas yang ditimbulkan akibat loncatan ion negatif dengan ion positif seperti : peti.
  4. Mekanis yaitu panas yang ditimbulkan akibat gesekan/benturan benda seperti : gerinda, memaku, dll.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHAIqMoWoGmwBO89qQGl0X0HNyHC4DObusvvVPo0mXyYyrP_TQadex8ciibnzPvEDkha7h1P-AeYFIdXmNv2QwZVvYKcwJnlKHy99D5u4o-hwRLQeRsk_zwg8BBvY_Vwb7c-ykmyMk8gQf/s1600/tetrahidral.jpg
Tetrahidral Api
  1. Kimia yaitu panas yang timbul akibat reaksi kimia seperti : karbit dengan air
Bisa terjadi juga kecenderungan terjadi reaksi kimia akibat adanya elemen ke empat. Inilah yang biasa dinamakan tetrahidral api seperti gambar disamping.

Ada beberapa klasifikasi kebakaran berdasarkan jenis bahan yang terbakar antara lain :
  • Kelas A : Benda padat seperti kertas, kayu, plastik, karet, kain, dsb.
  • Kelas B : Benda cair seperti mInyak tanah, bensin, solar, tinner, gas elpiji, dsb.
  • Kelas C : Kebakaran listrik, travo, kabel/konsleting arus listriknya.
  • Kelas D : Kebakaran khusus seperti Besi, aluminium, konstruksi baja.
Tipe Kebakaran :
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJDBehL4UMsP35h8qxllDhtBvtpD_MqW3C4SRKJ-Rn06TSYhkDIQin1OEgVfRVoOoP70HC2lw-MkKfXxYzsJMvGHTXsJES5puT2Sn8W_K1-fwHRMdc1QS_TRSy4FGgm_2W53f_xXAQMydY/s320/tipe+pemadam.jpg

Jenis-jenis alat pemadam kebakaran terbagi atas:
  1. Alat pemadam kebakaran bertekanan di dalam dan dioperasikan oleh cartridge (Stored Pressure Extinguisher); merupakan tipe pemadam api yang paling umum digunakan dan dilihat pada tempat-tempat umum seperti di perkantoran, perrumahan, rumah sakit kecil / klinik. Dimana gas penyembur disimpan pada tabung itu sendiri. Bahan yang umum terisi adalah nitrogen, air, atau busa. Umumnya tipe alat pemadam api ini tidak efektif digunakan untuk kebakaran yang sudah besar.
  2. Alat pemadam kebakaran yg dioperasikan oleh cartridge yang terpisah (Side Cartridge Operated); tipe pemadam api yang digunakan khusus untuk tempat-tempat berskala besar seperti industri / pabrik. Pada tipe ini, gas penyembur berisi dalam cartridge yang terpisah yang harus ditekan lebih dulu sebelum mengalir keluar, mendorong bahan pemadam. Umumnya jenis alat pemadam api ini cenderung lebih efektif dalam mengendalikan api.


Bagaimana caranya untuk memadamkan api?
Agar bisa memadamkan secara cepat, perlu difahami segitiga api seperti yang telah diuraikan diatas yaitu menghilangkan salah satu unsur dari segitiga api.
Selain itu harus ada sarana dan prasarana alat pemadam kebakaran. Alat yang sifatnya tradisional masih bisa dipakai seperti karung goni, pasir, termasuk keperluan komunikasi kentongan dll. Sedang untuk alat pemadam kebakaran yang sifatnya umum antara antara lain Hidrant, Mobil pemadam kebakaran, Alat pemadam api ringan (APAR), sprinkler, dll.
Disamping itu alat pemadam api lain yang mempunyai sifat sebagai racun api, antara lain karbon dioksida, Bahan Kimia kering multi guna dan bubuk kering. Dari beberapa macam alat pemadam api tersebut masing‐masing mempunyai kegunaan dan aturan tersendiri.
Inilah contoh gambar Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihcUTG4nFdu1XGNCuPaKw5LO8KqcHiw_IkH_XHQ9F2gdbChgS6R4IgWgObCLOPcAdgYNipfJ9rFj1ZiSZhw_8DXYqh7EJe4gJBXUu35X5JZy809rxspnYij3CxluojiH46q9PLJqdAFQkz/s320/apar.jpg

Media Alat Pemadam, Karakteristik dan Sifat Pemadamannya
1. Hydrospray
Alat pemadam dengan air ini umumnya digunakan untuk kebakaran kelas A. Alat ini biasanya dilengkapi dengan penera untuk mengetahui tekanan air. Penera berwarna hijau menunjukkan alat aman untuk digunakan, sedangkan warna merah menunjukkan tekanan sudah berkurang.

2. Drychemical Powder
Jenis bubuk kering digunakan untuk kelas A,B, C dan D, sedang sifat pemadaman jenis bubuk kering antara lain :
  • Menyerap panas dan mendinginkan obyek yang terbakar.
  • Menahan radiasi panas.
  • Bukan penghantar arus listrik.
  • Menutup dengan cara melekat pada obyek yang terbakar karena adanya reaksi kimia bahan tersebut saat terjadi kebakaran (reaksi panas api).
  • Menghambat terjadinya oksidasi pada obyek yang terbakar.
  • Tidak berbahaya.
  • Efek samping yang muncul adalah debu dan kotor.
  • Dapat berakibat korosi dan kerusakan pada mesin ataupun perangkat elektronik.
  • Sekali pakai pada tiap kejadian.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjf7YH-AsYL8nVf6uzVf0rZ3yCojOeV85oe56e2RJJVlswnFIdi9L8fiy2JXhbCwwfhSg8PLDRBX-zJ3JzKVZulfjHA60znv3HTPwKtBbEhixrlxt5AuPYUuNxJgV3xlMHdQyp73CF2fego/s1600/halon+free.jpg3. Gas Cair Hallon Free/AF 11/Halotron 1
Alat pemadam gas cair ini bisa digunakan untuk semua jenis klasifikasi kebakaran. Sifat alat pemadam ini antara lain :
  • Bukan penghantar listrik
  • Tidak merusak peralatan
  • Non Toxic (tidak beracun)
  • Bersih tidak meninggalkan bekas.
  • Memadamkan api dengan cara mengikat O2 disekitar area kebakaran
  • Penggunaan yang multi purpose (semua klas kebakaran)
  • Bisa digunakan berulang-ulang
  • Lebih tepat digunakan di dalam ruang
4. Carbon dioksida
Racun api CO2 ini cocok dan efektif digunakan untuk pemadaman api kelas B dan C. Sifat-sifatnya antara lain :

         Bersih tidak meninggalkan bekas.
         Non Toxide ( tidak beracun ).
         Bukan penghantar listrik.
         Tidak merusak peralatan ( elektronik / mesin )
         Cara pemadaman dengan mendinginkan dan menyelimuti obyek yang terbakar.
         Tepat untuk area generator dan instalasi listrik.
         Tekanan kerja sangat besar.

5. Racun Api Busa
Racun api berupa busa hanya digunakan untuk jenis kebakaran kelas A dan B. Cara kerjanya menyelimuti dan membasahi obyek yang terbakar. Jika obyek yang terbakar benda cair, racun api busa ini bekerja menutup permukaan zat cair.
Sifat lainnya yaitu penghantar arus listrik sehingga tidak dapat digunakan pada ruang yang berisi peralatan komponen listrik.

6. Fire Sprinkler System
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGmHkbHUcijrwmcX8Va727wqueA2pkIzkRPPVcYTlMVPNRIusfp0q88qZPgMokM5NDWf9-s3PX9XblU7Gs96h7Rd3aRajn03HuoyaILMjxTh0bFBv6xWxo6DnalE-zDL8DYOx4WR4i6Iy2/s1600/hidrispray.jpg
Alat ini biasanya terinstal didalam gedung dan bersifat mengandung Hg. Mekanisme kerja sprinkler yaitu secara otomatis akan mengeluarkan air bila kepala sprinkler terkena panas.
Prinsip dasar alat ini adalah mampu menyerap kalor yang dihasilkan dari bahan yang terbakar.


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2Z8b7mfUhMU3l8kff-sIBZLnBpft7Dong5L2wkM_hW9wORVDJsqqRPZrZYU-Dwqzus0kYxqgkWKGiHaT9JCuK68ei8a8P67JzwYpBOkpx2d9D-AzALEzBMEV4yRUNjWLQ6URRLC84HhBR/s1600/hidrant.jpg 
8. Hydrant
Digunakan untuk jenis api kelas A dan B.

Secara ringkas, penggunaan media racun api berdasarkan klasifikasi bahan terbakar jadi begini :
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVKsHpfIlbNwqq3GLnzZuaZ2yEfZYb6F2K8mCC1NmwCjO1lsT8KjIjBeMZ2qHgATB-rTvFfsE_LMpRQQ5TuR9IC-AOymXCb5XBLW0BrnUUamIjM1KkM-ZEho19TZaD6kkuEOUtQZ1X_zCL/s1600/media+racun+api.jpg
Agar bisa bekerja cepat dalam keadaan darurat perlu diperhitungkan persyaratan dan cara pemasangan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang antara lain :
  • Tempat mudah dilihat dan dijangkau, tidak boleh digembok atau diikat mati.
  • Jarak jangkauan maksimum 15 m.
  • Tinggi pemasangan maksimum 125 cm.
  • Jenis media dan ukuran sesuai dengan klasifikasi kebakaran dan beban api.
  • Diperiksa secara berkala.
  • Bisa diisi ulang (Refill).
  • Kekuatan konstruksi terstandar.
Fasilitas yang harus dipunyai oleh laboratorium :
  • APAR
  • Tangga darurat
  • Ada sistem alarm seperti Heat detector, Smoke detector dan Flame detector (lidah api)
  • Hydrant (Box hydrant)
  • Baju tahan panas pelindung kerja lengkap tahan api
  • Pintu tahan Api
  • Jumping sheet
  • Penangkal petir
Perhatikan juga jika masuk ke laboratorium atau gedung manapun, cobalah lihat dan cari tanda arah evakuasi ataupun pintu darurat. Biasanya ditunjukkan dengan papan nama 'pintu darurat' atau "exit" seperi gambar ini :
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxTpB7CcHSc_YujMs4uaH06S5l3hJlN5TbZK1U-142QBmeokWbLGfmtHoTOE_4VioG-mbuEDKxhbNHB9oI4mvZYI0QTI9ks35F7LZkPfezDT3liwZ7yJdew8_0pL5HR94JhZoiyeNKhuWy/s1600/exit.jpg
Usaha Preventif  Tanggap Kebakaran
  • Penyuluhan dan pelatihan tentang pemadam kebakaran
  • Adanya SOP cara pengoperasian pada tabung pemadam
  • Pastikan listrik/api telah padam sebelum meniggalkan laboratorium
  • Usahakan bak kamar mandi selalu penuh
Bagaimana cara pelaksanaan pemadaman?
  • Selalu siap mental dan jangan panik
  • Perhatikan arah angin (dengan melihat lidah api)
  • Membelakangi arah angin menghindar dari sisi lain
  • Semprotkan/arahkan pada sumber api
  • Harus tahu jenis benda yang terbakar
  • Usahakan mengatur dan menahan nafas
Sedangkan prosedur emergensi evakuasi seperti berikut :
  • Bunyikan / tekan alarm terdekat
  • Keluar lewat pintu terdekat
  • Berkumpul ditempat yang berjarak minimal 30 meter dari sumber kebakaran
  • Beritahu petugas emergensi mengenai orang-orang yang ada didalam
  • Beritahu petugas emergensi mengenai alasan pengosongan ruangan 
  • Jangan masuk kedalam gedung lagi sampai dijinkan oleh yang berwenang