Selasa, 16 September 2014

       


MSDS adalah kependekan dari material safety data sheet memuat informasi mengenai sifat-sifat zat kimia, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengunaan zat kimia, pertolongan apabila terjadi kecelakaan, penanganan zat yang berbahaya. 

Seberapa pentingkah MSDS ?

Data dari MSDS sangat penting dalam penyimpanan, penanganan, pemakaian, pembuangan zat kimia. Data MSDS merupakan protokol standar keamanan dan keselamatan kerja.
Bagaimanakah cara membuat MSDS ?

MSDS berisi informasi mengenai sifat-sifat fisik maupun sifat kimia dari suatu zat mulai dari penyimpanan, penanganan, pemakaian, pembuangan zat kimia, dampak bagi lingkungan dll.
Siapa sajakah yang mengunakan MSDS ?

MSDS merupakan protokol keselamatan dan keaman kerja, digunakan secara luas didalam laboratorium, industri, serta pihak-pihak yang bekerja dengan zat-zat kimia.

Bahan kimia berbahaya atau B3 dengan mudah dapat kita temukan di pabrik kimia. Diperlukan tindakan pengendalian yang tepat agar bahan kimia B3 tidak membahayakan kita sebagai tenaga kerja, peralatan/instalasi dan tentu tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
Di Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang berkenaan dengan pengendalian bahan kimia B3, melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-187/MEN/1999, yaitu tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja.
Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-187/MEN/1999, pada Bab 1 Pasal 1, bahan kimia B3 adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat kimia atau fisika dan atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan.
Salah satu upaya untuk mencegah atau mengurangi resiko akibat penggunaan bahan kimia B3 adalah dengan memahami Lembar Keselamatan Bahan atau MSDS(Material Safety Data Sheet) bahan kimia B3 tersebut. MSDS merupakan salah satu bentuk pengendalian resiko berkaitan dengan bahan kimia B3.
Paling tidak ada 8 informasi penting yang termuat dalam sebuah dokumen MSDS. Informasi tersebut meliputi:
  • Identifikasi bahan (Material Identification)
  • Komposisi bahan berbahaya (Hazardous Ingredients)
  • Sifat fisika dan kimia (Physical and Chemical Characteristics)
  • Data potensi bahaya kebakaran dan ledakan (Fire and Explosion Hazard Data)
  • Data potensi bahaya terhadap kesehatan (Health Hazard Data)
  • Data reaktifitas (Reactivity Data)
  • Prosedur safety penanganan, tumpahan, kebocoran dan limbah (Precaution for Safety Handling and Use)
  • Tindakan pengendalian untuk mengurangi bahaya (Control Measures)

 









































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar