penyimpanan alat kimia
Penyimpanan bahan kimia berbahaya
sebagai berikut :
1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)
Bahan ini dalam kondisi normal atau
dalam kondisi kecelakaan ataupun dalam kondisi kedua-duanya dapat berbahaya
terhadap kehidupan sekelilingnya. Bahan beracun harus disimpan dalam
ruangan yang sejuk, tempat yang ada peredaran hawa, jauh dari bahaya kebakaran
dan bahan yang inkompatibel (tidak dapat dicampur) harus dipisahkan satu sama
lainnya.
Jika panas mengakibatkan proses
penguraian pada bahan tersebut maka tempat penyimpanan harus sejuk dengan
sirkulasi yang baik, tidak terkena sinar matahari langsung dan jauh dari sumber
panas.
2. Bahan
Kimia Korosif (Corrosive)
Beberapa jenis dari bahan ini mudah
menguap sedangkan lainnya dapat bereaksi dahsyat dengan uap air. Uap dari
asam dapat menyerang/merusak bahan struktur dan peralatan selain itu beracun
untuk tenaga manusia. Bahan ini harus disimpan dalam ruangan yang sejuk
dan ada peredaran hawa yang cukup untuk mencegah terjadinya pengumpulan
uap. Wadah/kemasan dari bahan ini harus ditangani dengan hati-hati, dalam
keadaan tertutup dan dipasang label. Semua logam disekeliling tempat
penyimpanan harus dicat dan diperiksa akan adanya kerusakan yang disebabkan
oleh korosi.
Penyimpanannya harus terpisah dari
bangunan lain dengan dinding dan lantai yang tahan terhadap bahan korosif,
memiliki perlengkapan saluran pembuangan untuk tumpahan, dan memiliki ventilasi
yang baik. Pada tempat penyimpanan harus tersedia pancaran air untuk
pertolongan pertama bagi pekerja yang terkena bahan tersebut[9].
3. Bahan Kimia Mudah Terbakar
(Flammable)
Praktis semua pembakaran terjadi antara
oksigen dan bahan bakar dalam bentuk uapnya atau beberapa lainnya dalam keadaan
bubuk halus. Api dari bahan padat berkembang secara pelan, sedangkan api
dari cairan menyebar secara cepat dan sering terlihat seperti meledak.
Dalam penyimpanannya harus diperhatikan sebagai berikut :
a. Disimpan pada tempat yang cukup
dingin untuk mencegah penyalaan tidak sengaja pada waktu ada uap dari bahan
bakar dan udara
b. Tempat penyimpanan mempunyai
peredaran hawa yang cukup, sehingga bocoran uap akan diencerkan konsentrasinya
oleh udara untuk mencegah percikan api
c. Lokasi penyimpanan agak dijauhkan
dari daerah yang ada bahaya kebakarannya
d. Tempat penyimpanan harus terpisah
dari bahan oksidator kuat, bahan yang mudah menjadi panas dengan sendirinya
atau bahan yang bereaksi dengan udara atau uap air yang lambat laun menjadi
panas
e. Di tempat penyimpanan tersedia
alat-alat pemadam api dan mudah dicapai
f. Singkirkan semua sumber api dari
tempat penyimpanan
g. Di daerah penyimpanan dipasang tanda
dilarang merokok
h. Pada daerah penyimpanan dipasang
sambungan tanah/arde serta dilengkapi alat deteksi asap atau api otomatis dan
diperiksa secara periodik
4. Bahan Kimia Peledak (Explosive)[10]
Terhadap bahan tersebut ketentuan
penyimpananya sangat ketat, letak tempat penyimpanan harus berjarak minimum
60[meter] dari sumber tenaga, terowongan, lubang tambang, bendungan, jalan raya
dan bangunan, agar pengaruh ledakan sekecil mungkin. Ruang penyimpanan
harus merupakan bangunan yang kokoh dan tahan api, lantainya terbuat dari bahan
yang tidak menimbulkan loncatan api, memiliki sirkulasi udara yang baik dan
bebas dari kelembaban, dan tetap terkunci sekalipun tidak digunakan.
Untuk penerangan harus dipakai penerangan alam atau lampu listrik yang dapat
dibawa atau penerangan yang bersumber dari luar tempat penyimpanan.
Penyimpanan tidak boleh dilakukan di dekat bangunan yang didalamnya terdapat
oli, gemuk, bensin, bahan sisa yang dapat terbakar, api terbuka atau nyala
api. Daerah tempat penyimpanan harus bebas dari rumput kering, sampah,
atau material yang mudah terbakar, ada baiknya memanfaatkan perlindungan alam
seperti bukit, tanah cekung belukar atau hutan lebat.
5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
Bahan ini adalah sumber oksigen dan
dapat memberikan oksigen pada suatu reaksi meskipun dalam keadaan tidak ada
udara. Beberapa bahan oksidator memerlukan panas sebelum menghasilkan
oksigen, sedangkan jenis lainnya dapat menghasilkan oksigen dalam jumlah yang
banyak pada suhu kamar. Tempat penyimpanan bahan ini harus diusahakan
agar suhunya tetap dingin, ada peredaran hawa, dan gedungnya harus tahan
api. Bahan ini harus dijauhkan dari bahan bakar, bahan yang mudah
terbakar dan bahan yang memiliki titik api rendah.
Alat-alat pemadam kebakaran biasanya
kurang efektif dalam memadamkan kebakaran pada bahan ini, baik penutupan
ataupun pengasapan, hal ini dikarenakan bahan oksidator menyediakan oksigen
sendiri.
6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air
(Water Sensitive Substances)
Bahan ini bereaksi dengan air, uap
panas atau larutan air yang lambat laun mengeluarkan panas atau gas-gas yang
mudah menyala. Karena banyak dari bahan ini yang mudah terbakar maka
tempat penyimpanan bahan ini harus tahan air, berlokasi ditanah yang tinggi,
terpisah dari penyimpanan bahan lainnya, dan janganlah menggunakan sprinkler
otomatis di dalam ruang simpan.
7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam
(Acid Sensitive Substances)
Bahan ini bereaksi dengan asam dan uap
asam menghasilkan panas, hydrogen dan gas-gas yang mudah menyala. Ruangan
penyimpanan untuk bahan ini harus diusahakan agar sejuk, berventilasi, sumber
penyalaan api harus disngkirkan dan diperiksa secara berkala. Bahan asam
dan uap dapat menyerang bahan struktur campuran dan menghasilkan hydrogen, maka
bahan asam dapat juga disimpan dalam gudang yang terbuat dari kayu yang berventilasi.
Jika konstruksi gudang trbuat dari logam maka harus di cat atau dibuat kebal
dan pasif terhadap bahan asam.
8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)
Silinder dengan gas-gas bertekanan
harus disimpan dalam keadaan berdiri dan diikat dengan rantai atau diikat
secara kuat pada suatu penyangga tambahan. Ruang penyimpanan harus dijaga
agar sejuk , bebas dari sinar matahari langsung, jauh dari saluran pipa panas
di dalam ruangan yang ada peredaran hawanya. Gedung penyimpanan harus
tahan api dan harus ada tindakan preventif agar silinder tetap sejuk bila
terjadi kebakaran, misalnya dengan memasang sprinkler.
9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive
Substances)[11]
Radiasi dari bahan radioaktif dapat
menimbulkan efek somatik dan efek genetik, efek somatik dapat akut atau kronis.
Efek somatik akut bila terkena radiasi 200[Rad] sampai 5000[Rad] yang dapat
menyebabkan sindroma system saraf sentral, sindroma gas trointestinal dan
sindroma kelainan darah, sedangkan efek somatik kronis terjadi pada dosis yang
rendah. Efek genetik mempengaruhi alat reproduksi yang akibatnya
diturunkan pada keturunan. Bahan ini meliputi isotop radioaktif dan semua
persenyawaan yang mengandung radioaktif. Pemakai zat radioaktif dan
sumber radiasi harus memiliki instalasi fasilitas atom, tenaga yang terlatih
untuk bekerja dengan zat radioaktif, peralatan teknis yang diperlukan dan
mendapat izin dari BATAN. Penyimpanannya harus ditempat yang memiliki
peralatan cukup untuk memproteksi radiasi, tidak dicampur dengan bahan lain
yang dapat membahayakan, packing/kemasan dari bahan radioaktif harus mengikuti
ketentuan khusus yang telah ditetapkan dan keutuhan kemasan harus dipelihara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar